Selasa, 20 April 2010

SEKILAS TENTANG BEKANTAN

Bekantan (nasalis larvatus), adalah jenis primata berhidung panjang dan berekor panjang yang habitatnya hanya ada di Pulau Kalimantan. Kelompok primata jenis ini hidup bebas di hutan rambai di Pulau Kaget dan Pulau Kembang di muara Sungai Barito, Kalimantan Selatan. Selain di Pulau Kaget, Bekantan juga hidup bebas di hutan pedalaman Kalimantan, khususnya di pinggiran Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito dari Kalimantan Tengah hingga Kalimantan Selatan. Bekantan termasuk salah satu jenis hewan langka dan dilindungi. Hal inilah yang membuat Bekantan dipilih sebagai maskot fauna Provinsi Kalimantan Selatan.

Sama seperti primata lainnya, hampir seluruh bagian tubuh hewan ini ditumbuhi bulu. Bulu pada kepala, leher, punggung dan bahunya berwarna coklat kekuningan hingga coklat kemerahan, dan sebagian ada yang berwarna coklat tua. Sementara pada bagian dada, perut dan ekor berwarna keabu-abuan dan kekuningan. Ukuran Bekantan jantan lebih besar dibanding Bekantan betina. Ukuran Bekantan jantan dapat mencapai 75 cm dengan berat mencapai 24 kg. Sementara Bekantan betina tingginya dapat mencapai 60 cm dengan berat 12 kg. Spesies ini juga memiliki perut yang besar. Makanannya buah-buahan dan biji-bijian, selain itu Bekantan juga memakan aneka daun-daunan, sehingga menghasilkan banyak gas pada lambung ketika dicerna. Hal ini berefek samping pada ukuran perutnya yang membesar.

Selain itu, ciri khas utama primata ini adalah hidungnya yang panjang dan besar pada Bekantan jantan, sehingga oleh sebagian masyarakat di Kalimantan Selatan menamakanya sebagai warik Belanda (Kera Belanda). Bekantan juga pandai menyelam dan berenang. Seringkali tampak terlihat Bekantan berenang dari pulau kecil yang satu ke pulau kecil lainnya.
Ada banyak faktor penyebab mengapa jenis hewan ini terancam punah, di antaranya karena habitat mereka yang merupakan pohon-pohon besar dan hutan bakau sudah mulai menipis jumlahnya. Selain itu, sebagian besar masyarakat kurang menyadari bahwa Bekantan ini adalah hewan yang tergolong pemalu. Masyarakat yang lalu lalang di sekitar habitatnya mengganggu kenyamanan hidup mereka. Akibatnya mereka lari atau menghindari manusia dan pindah ke tempat-tempat yang dianggap aman. Padahal belum tentu di tempat baru itu tersedia cukup banyak makanan. Sehingga tidak sedikit dari mereka yang mati di tempat barunya. Selain itu Bekantan hanya melahirkan 1 (satu) ekor anak dengan masa kehamilan 166 hari atau sekitar 5 hingga 6 bulan. Setelah berumur 4 hingga 5 tahun, Bekantan dianggap sudah dewasa.
Karena bentuk fisiknya yang unik dan lucu tersebut membuat banyak orang tertarik untuk memelihara hewan ini. Padahal tidak sedikit yang akhirnya mati karena tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya.
(Artikel ini ditulis berdasarkan referensi dari berbagai sumber)
Seharusnyalah mereka dibiarkan hidup bebas pada habitat aslinya. Pun jika kita merasa tertarik dengan nama dan bentuknya yang unik, marilah kita bersama-sama melestarikannya tanpa harus menangkapnya. Mau tau cara efektif dan menarik untuk menyayangi mereka? Jawabannya adalah, dengan membeli dan menggunakan, serta memberikan kepada handai taulan dan relasi, kaos-kaos merk Bekantan. Selain desainnya yang keren-keren, harganya pun dijamin murah meriah euy…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar